Saturday, August 14, 2010

Bersama langit

Aku pernah menangis bersama langit.
Lewat jemariku yang basah, air mataku membaur bersama hujan.
Gelegar petir itu menyuarakan emosiku.
Dentuman dentumannya beriringan dengan desah nafasku yang tak beraturan.
Lambaian rerumputan basah menggelitik kaki telanjangku.
Aku menunduk, membiarkan butiran kristal bening mengalir lembut lewat pipiku.
Sejenak kuluapkan seluruh emosi yang mengendap dalam jiwa.
Biarlah mereka membuncah, berdesakan keluar dari hatiku yang sempit ini.
Semilir angin musim panas menyapa.
Mengusir awan mendung milik sang penghujan.
Aku mendongak, menatap indahnya pergantian musim di langit.
Sentuhan matahari mengeringkan air mataku.
Membuang jauh jauh luka dan sedihku.
Memupuskan emosi jiwa yang membara.
Dan untuk pertama kalinya, aku tersenyum bersama langit