Sunday, January 29, 2012

Please don't

Why do we look like strangers now?
We seem like we don't know each other well.
There's a distance between us that i can't through.
Am I going to lose you?
Or are you going to leave me?
You know that's the biggest fear of mine, don't you?

A new me or..?

"kamu kenapa mbah?"
"kamu kok kelihatannya ruwet banget ya mbah?"
"mbah kenapa? kok kayaknya jadi lebih diem sekarang?"
"mbah galau ya?"
"mbah sekarang statusnya mesti galau"
"pasti sekarang mbah galau kan?"
"jangan mikiran ta mbah"

Ah, aku udah bosen denger pertanyaan dan komentar kayak gitu. Sehari ada 5 sampe 6 orang yang nanyain aku kenapa. Kadang kalo aku lagi mood buat guyon, aku jawab "kalo aku rame semuanya pada nyuruh diem, sekarang aku diem ditanyain kenapa. heran deh." Dan sambil ketawa mereka nanggepin "nggak biasa aja mbah liat kamu yang biasanya rame kayak orang gila jadi diem kayak orang stres." Tapi kalo aku lagi nggak mood, aku cuma jawab "nggak papa" atau cuma gelengin kepala. Buat mereka yang percaya, pasti langsung ninggalin aku setelah tanya kayak gitu. Tapi buat mereka yang nggak percaya, mereka pasti berusaha buat cari tau aku kenapa. Dan aku berusaha meyakinkan mereka kalo aku baik - baik aja.

Is that alright? Am I okay?
To be honest, I don't exactly know what happened with me. Ya, aku sendiri nggak tau aku ini kenapa. Memang akhir - akhir ini aku banyak pikiran. Mulai dari mikirin bali, pelajaran, kuliah, dan dia. Semua itu bikin aku males untuk berinteraksi dengan orang lain. Masih ngobrol sih, masih berinteraksi, tapi nggak sesering dulu. Aku seperti menutup diri dari orang - orang di sekitarku, dari lingkunganku, bahkan dari sahabat - sahabatku.

Biasanya aku anak yang paling nggak bisa diem di kelas. Anak yang lumayan sering dapet teguran dari guru - guru karena ngobrol sama temen sebangku. Anak yang selalu bisa nyegeki pak syai'in pas lagi ngajar. Anak yang selalu bikin temen - temen di sekitar bangkuku mangkel karena ulahku. Anak yang selalu minjem catetan karena males mencatat atau ketinggalan apa yang didikte oleh guru saking asiknya ngobrol. Tapi sekarang, sudah bukan lagi. Sekarang aku anak yang selalu duduk manis dengan kedua tangan bertopang dagu. Anak yang selalu merebahkan kepalanya di atas meja, walaupun guru yang mengajar sedang berdiri di depan kelas. Anak yang selalu rajin mencatat dan nggak pernah ketinggalan apa yang didikte oleh guru. Kalopun aku pinjem catetan, itu karena aku nggak kelihatan apa yang ditulis di papan atau karena aku keasyikan melamun. Nggak ada sepatah katapun yang keluar dari mulutku, kecuali aku emang butuh sesuatu. Dibandingkan dulu, sekarang aku memang berubah 180 derajat.

Bahkan teman sebangkuku sampe tuker tempat sama teman belakangnya, akibat perubahanku tersebut. Dia bilang dia mau cari suasana baru dan males duduk sama aku karena aku diem. Aku cuma bisa bilang iya. Kalo aku jadi dia, aku juga gak mau sebangku dengan orang seperti itu. Sama aja kayak duduk sendiri. Salah satu temanku di kelas lain juga seperti itu. Setiap kali lihat aku keluar kelas dengan muka kusut dan nafas yang berat, atau setiap kali aku memeluknya erat tanpa bilang apa - apa, dia selalu tanya "kamu kenapa lagi?". Separah itukah aku?

Sebenernya aku juga nggak mau kayak gini. Keadaan yang memaksa. Aku cuma nggak tau harus cerita sama siapa. Harus berbagi sama siapa. Apalagi masalah dia. Kayaknya udah nggak ada lagi yang mau dengerin ceritaku. Dan aku ngerasa kayaknya aku kuat, aku bisa ngadepin semuanya sendirian, nyeleseiin masalahku sendirian. Tapi ternyata, aku salah besar.
Aku mendekapnya perlahan, karena aku takut dia akan hancur.
Sekujur tubuhnya penuh luka, darah ada di mana - mana.
Sekilas, tampak sebutir kristal bening di sudut matanya.
Dia tersenyum tipis, namun itu tak mampu menyembunyikan kesedihannya.
Aku tau dia telah melalui masa - masa sulit.
Aku hanya tidak menyangka keadaannya akan separah ini.
Mataku mengisyaratkan kecemasan, berusaha bertanya apa yang terjadi padanya.
Namun raut mukanya mengatakan bahwa dia baik - baik saja.
Syukurlah, ternyata Tuhan masih menyelamatkan hatiku.

Saturday, January 21, 2012

"That's what you dream about? Being a monster?"
"I dream about being with you forever"

Edward Cullen and Isabella Swan - Twilight, 2008.
"TO LOVE OR TO BE LOVED?"

which one will you choose?

The truth is i miss you

I miss you.
I miss the old us.
I miss the things that we used to do.
I miss those sweet words in my ears.
I miss the cute nickname that you used to call me.
I miss the way you make me feel better.
I miss the way you make me feel safer.
I miss the way you make me feel like i am special.
I miss the way you make me mad.
I miss the way you say "I miss you".
I miss when you look into my eyes when i am talking to you.
I miss when you hold my hands.
I miss when you hug me tight.
I miss when you put your arms around me.
I miss when we spend our day together.
I miss the times when we're together.
I miss the silences between us.
I miss seeing you're sleeping.
I miss rubing your hair.
I miss touching your cheek.
I miss smelling your smell.
I miss laying my head on your shoulder.

Yes, I do really miss you. Sorry for that.

Friday, January 20, 2012

Mungkin

Mungkin ini memang yang terbaik buat kita.
Mungkin ini memang jalan yang harus kita lalui.
Mungkin ini memang keputusan yang tepat untuk mengakhiri, dan memperbaiki sesuatu yang hampir rusak.
Toh dari awal memang ini tujuan kita yang sebenarnya, kan?
Mungkin ini memang susah buat aku.
Mungkin juga mudah bagimu.
Atau mungkin, entahlah.
Tapi kalau memang ini yang terbaik, kenapa nggak?
Semua butuh proses.
Dan aku, butuh waktu.

Maliq n d'essentials - Untitled

Ketika kurasakan sudah ada ruang di hatiku yang kau sentuh
Dan ketika kusadari sudah tak selalu indah cinta yang ada
Mungkin memang ku yang harus mengerti
Bila ku bukan yang ingin kau miliki
Salahkah ku bila kaulah yang ada di hatiku?
Adakah ku singgah di hatimu
Mungkinkah kau rindukan adaku
Adakah ku sedikit di hatimu?
Bilakah ku mengganggu harimu
Mungkin kau tak inginkan adaku
Akankah ku sedikit di hatimu?
Bila memang ku yang harus mengerti
Mengapa cintamu tak dapat kumiliki
Salahkah ku bila kaulah yang ada di hatiku?
Kau yang ada di hatiku
Bila cinta kita tak kan tercipta
Ku hanya sekedar ingin tuk mengerti
Adakah diriku oh singgah di hatimu
Dan bilakah kau tau kau lah yang ada di hatiku
Kau yang ada di hatiku..
Adakah ku di hatimu..