Friday, September 23, 2011

Ga to the Lau

malam ini aku galau. bukan karena aku patah hati, tapi karena aku lagi jatuh cinta. baru denger ya orang lagi jatuh cinta galau? tapi ini masalahnya beda.  

masalahnya aku nggak tau dia gimana sama aku.  
aku nggak tau gimana perasaannya dia. apa dia suka sama aku juga atau enggak. dan itu yang buat aku galau sekarang.

awalnya, aku nggak ada rasa sama dia. kita temenan biasa. bercanda kayak biasa. dia ngechat aku dan aku selalu nanggepin dengan baik. i just thought nothin' at the time. aku nggak kepikiran apa - apa. hingga suatu hari, dia menunjukkan gelagat aneh. sikapnya dia kayak ngasih harapan. ada suatu momen yang so sweet banget tapi gak mungkin aku ceritain di sini karena pasti ketahuan dia siapa. he makes me so damn melting. aku sampe bingung, aku bingung harus cerita ke siapa, because i'm not sure about what he did. aku mutusin buat cerita ke caca. and she said, 'udah mbah gak papa jalanin aja, tapi jangan terlalu berharap takutnya nanti gak sesuai harapan." aku ngerasa gak cukup kalo cerita ke satu orang aja. aku cerita ke abang, yang juga lumayan deket sama dia. and he said, "diliat aja dulu, kalo emang dia kayak gitu terus berarti dia emang suka sama kamu." 

sejak saat itu, aku suka merhatiin dia. aku nggak bisa berhenti tersenyum waktu dia lewat di depanku, nyapa aku, bahkan ketika dia masih ada jauh di sana. setiap kali ngobrol sama dia, dadaku berdebar gak karuan. jantungku berdetak lebih cepat. kalo dia ngechat aku, aku girang banget. teriak teriak gak jelas. kalo dia gak ngechat, rasanya tanganku gatel pengen ngechat dia. aku bela - belain berangkat pagi biar bisa ketemu dia di jalan dan bareng - bareng ke sekolah. setiap istirahat aku selalu keluar kelas, biar bisa lihat dia ato ngobrol sama dia. kalo aku ke mushola mau sholat, aku selalu nyariin dia di setiap sudut mushola. pulang sekolah, aku lari ke gerbang cuma buat liat dia. kalo nggak ada aku lari ke mushola, nyariin dia. aku suka senyum - senyum sendiri kalo mikirin dia. dan akhirnya aku menyimpulkan sesuatu, i like him.

tapi kenyataannya nggak semudah itu. does he feel the same with me? does he like me like i do? diliat dari sikapnya, nggak sekali dua kali dia bikin aku GR. dia sering senyum ke aku, and his smile is different. dia ngajakin aku ngobrol. dia care sama aku. temen - temenku (cuma caca sama abang sih) bilang kalo sikapnya dia beda. but i'm confused with him.

and then, i've got a bad news from him himself. he likes a girl, from another school. he told me, although i didn't even know her. and hell, he fell me down. i felt like i fell down from the sky. aku down banget. buat apa coba dia ngajak aku terbang tinggi kalo akhirnya aku jatuh? aku jatuh sejatuh - jatuhnya. speechless.

waktu itu liburan, jadi aku mutusin buat nggak berharap lagi sama dia. dan ketika masuk sekolah, keadaan berkata lain. karena udah lama gak ketemu, when i met him i'm enchanted succesfully. aku gak bisa berhenti tersenyum, aku nggak bisa menghentikan detak jantungku yang lebih cepat. and my mission is failed. aku gak bisa gak berharap sama dia. kenyataannya, aku masih mengharapkannya.

dan sikapnya dia nggak berubah. he still treats me like the way he's ever done. and it makes me can't stop this feeling.
God, i just can't control this feeling, i really really do like him.

Tuesday, September 20, 2011

Simple Plan ft. Natasha Beddingfield - Jet Lag

I don't know why but i do really love this song so fucking baaaad!!

The jetlagged

What time is it where you are?
I miss you more than anything
Back at home you feel so far
Waitin' for the phone to ring
It's gettin’ lonely livin’ upside down
I don't even wanna be in this town
Tryin' to figure out the time zones makin' me crazy

You say good morning
When it's midnight
Going out of my head
Alone in this bed
I wake up to your sunset
And it's driving me mad
I miss you so bad
And my heart, heart, heart is so jetlagged
Heart, heart, heart is so jetlagged
Heart, heart, heart is so jetlagged

What time is it where you are?
Five more days and I'll be home
I keep your picture in my car
I hate the thought of you alone
I've been keepin' busy all the time
Just to try to keep you off my mind
Tryin' to figure out the time zones makin’ me crazy

You say good morning
When it's midnight
Going out of my head
Alone in this bed
I wake up to your sunset
And it's drivin' me mad
I miss you so bad
And my heart, heart, heart is so jetlagged
Heart, heart, heart is so jetlagged
Heart, heart, heart is so jetlagged
Is so jet lagged

I miss you so bad [x5]
I wanna share your horizon
I miss you so bad
And see the same sunrising
I miss you so bad
Turn the hour hand back to when you were holding me.

You say good morning
When it's midnight
Going out of my head
Alone in this bed
I wake up to your sunset
And it's drivin' me mad
I miss when you say good morning
But it's midnight
Going out of my head
Alone in this bed
I wake up to your sunset
And it's drivin' me mad
I miss you so bad
And my heart, heart, heart is so jetlagged
Heart, heart, heart is so jetlagged
Heart, heart, heart is so jetlagged
Is so jetlagged
Is so jetlagged

It's such a 'galau' song but the beat is beater \m/

'Cinta Tak Harus Saling Memiliki'

Sekarang aku sudah tau makna dari ungkapan 'cinta tak harus saling memiliki'.
Ketika kita mencintai seseorang, kita selalu berharap dia juga akan mencintai kita. Tapi gimana kalo dia nggak mencintai kita? Apa kita harus memaksakannya?
Lebih baik jangan, itu sama aja kayak kamu menggali lubang kuburmu sendiri. Yaaah, memangnya kamu mau hidup dalam kebohongan? Seandainya dia beneran jadi milikmu tapi dia nggak sayang sama kamu, sama aja kan?

Someone said "udah bilang aja kalo kamu sayang sama dia, gak papa kok. yang penting kamu udah ngungkapin semuanya dan kamu lega. nggak usah peduliin dia bakalan ngerespon apa." Really? Are you sure? Iya kalo dia bakalan ngerti dan bisa bersikap seperti biasa. Kalo dia malah menjauh? Apa kamu udah siap dengan segala resikonya?

Girls, I don't mean to fall you down. Don't mean to make you be pessimist. But i've ever done it, and the result was not like my hopes. He's perfectly gone. Without words, without acts. And finally, I was regret. Yah, nyesel.. Kalo tau dia bakal pergi, mending aku nggak ngungkapin perasaanku ke dia kan? Lebih baik aku diem aja, memendam semuanya dalam hati, tapi dia nggak pergi. Dia tetep di sini, bareng - bareng sama aku. It's better when he's right beside me and I keep my own secret in my heart. Everyhting was happy perfectly. We was happy.

Nggak bisa dipungkiri sih, if we are falling in love with someone, we really wanna have him. Tapi kalo memang nggak bisa, masa mau dipaksa? Yang penting kan dia bahagia, no matter with whom, but he's happy, right?

Tapi aku tau itu menyakitkan..

Sunday, September 11, 2011

"The awkward moment when you find and old conversation of someone you cared about but don't talk to anymore - #viatumblr"



Sudah berbulan - bulan aku memendam rindu yang amat sangat kepada sahabatku. Meskipun beberapa waktu yang lalu aku sempat bertemu dengannya, tapi bukan itu yang aku maksud. Aku rindu pada persahabatan kita yang dulu. Aku rindu betapa dekatnya kita dulu. Betapa mudahnya kita bilang "Aku kangen". Dulu, bukan sekarang. Kalo sekarang? Jangan ditanya. Bertatapan muka saja sudah jarang. Jangankan bertemu, melakukan sebuah komunikasi yang layak saja tidak. Bukannya dipuji, malah dicaci. Ada sebuah jembatan panjang yang terbentang di antara kita. Mungkin, Tuhan sedang menguji persahabatan kita.

Salah jika aku pernah menyayanginya lebih dari seorang sahabat? Salah jika perasaan itu ada? Salah jika terbersit sebuah harapan yang aku yakin tidak mungkin terjadi? Semua itu manusiawi kan, bukan aku yang meminta. Oke, mungkin di matanya memang aku yang salah. Seharusnya rasa itu tak pernah ada. Lantas jika itu semua sudah terlanjur terjadi, aku harus berbuat apa? Berpura - pura tidak merasakan apa - apa, memendam semuanya dan menahan sakitnya? Atau menyalahkan Tuhan atas terjadinya semua ini?
Tak bisa kupungkiri, aku masih menyimpan perasaan itu. Terkadang aku munafik, berpura - pura tidak menyayanginya lagi. Padahal sebenarnya, rasa itu masih berkecamuk di dalam dada. Dan aku mengenakan topeng seolah - olah aku membencinya. Hebat.

Tapi aku sedikit lega. Setidaknya, sekarang dia sudah memiliki orang yang tepat. Yang bisa menjaga, menyayangi dan mencintainya lebih dari apa yang pernah aku lakukan. Aku tidak perlu khawatir lagi. Apakah dia sudah makan, apakah dia kehujanan, apakah dia sedang sakit, sedih ataupun bahagia. Ada seseorang di sampingnya dan aku percaya padanya. Hanya saja, ada rasa sesal pada diriku karena aku tidak bisa berada di sampingnya sebagai sahabatnya. Seseorang yang mengusap air matanya, yang tertawa bersamanya, yang menyimpan semua gundahnya. Seseorang yang bisa diperkenalkannya pada dunia, seperti "Hai, perkenalkan, ini sahabatku"

Ha. Sambil menulis postingan ini, anganku melayang, mengingat memori - memori kita dulu. Bagaimana awalnya kita berkenalan, berteman dan menjalin persahabatan. Masih kuingat jelas, ketika aku sedang ada masalah dan membutuhkannya, dia langsung datang ke rumahku dan mendengarkan ceritaku. Begitu juga ketika dia sedang putus dengan pacarnya, dia datang ke rumahku, bercerita padaku dan aku menghiburnya agar dia melupakan masalahnya. Ketika dia memboncengku dan kita balapan dengan kereta api. Dia menyetir motornya dengan cepat sambil tertawa, sedangkan aku berteriak dan mencengkeram erat jaketnya. Ketika dia membolos sekolah da bermain seharian di rumahku. Ketika aku melakukan hal - hal konyol dan dia tertawa terbahak - bahak. Ketika dia bermain dengan adikku, menyanyanginya dan menganggapnya seperti adiknya sendiri. Ketika dia menjadi orang pertama yang mengucapkan selamat ulang tahun kepadaku. Ketika dia menjadi bagian terpenting dalam hidupku. Dulu.

Hahaha. Lucu sekali ya, bagaimana persahabatan kita yang indah, yang bisa membuat semua orang iri, hancur berkeping - keping. Tak tersisa secuil pun. Gelas yang sudah pecah, tidak mungkin bisa diperbaiki lagi kan?