Sunday, April 24, 2011

It's. My. Decision.

DEATH BY CHOCOLATE.
Novel yang bisa menguras kantong air mataku. Novel yang membuat aku berfikir jutaan kali tentang apa yang telah terjadi. Aku tidak mengatakan novel ini bagus atau nggak, hanya saja ceritanya mirip 95% dengan ceritaku.

Novel ini bercerita tentang seorang mahasiswi yang bernama Kyla. Dia adalah gadis yang liar, merokok dan minum minuman keras sudah biasa baginya. Meskipun begitu, dia mempunyai Bintang, sahabat cowok yang sayang dan mengerti Kyla.Apapun, kemanapun, dia selalu melakukannya bersama Bintang. Makan es krim, berangkat ke kampus, curhat, pergi ke toko buku, selalu ada Bintang dan harus selalu Bintang. Sampai Bintang tidak punya waktu untuk dirinya sendiri. Dia harus sabar menghadapi sifat manja dan kekanak-kanakan sahabat tersayangnya itu.
Hingga akhirnya, Bintang jatuh cinta pada seorang gadis yang bernama Abel. Hal itu membuat persahabatan mereka merenggang. Mereka semakin jauh. Berangkat ke kampus sendiri, makan es krim sendiri, semua hal yang biasa dilakukan bersama Bintang, dilakukan sendiri oleh Kyla. Kyla merasakan rindu yang teramat sangat kepada sahabatnya. Namun Bintang mengeluarkan statement yang cukup menusuk hatinya, "Semua orang ngirain lo cewek gue! Setiap gue pergi sendirian semua orang nanyain lo! Gue sahabat lo, bukan cowok lo!".
Persahabatan Kyla dengan Bintang diambang kehancuran. Di saat itulah Kyla mulai menyadari rasa sayangnya kepada Bintang berubah menjadi rasa cinta. Hal itu yang membuatnya sakit, hancur dan lemah. Namun dari keterpurukan itulah dia belajar untuk menjadi dewasa. Belajar ikhlas dan merelakan Bintang. Dia sadar nggak seharusnya dia egois, Bintang berhak mendapatkan kebahagiaannya. Dia rela mengorbankan perasaannya, demi melihat Bintang bahagia.
Tanpa diduga, dia bertemu dengan Keiko, mantan 'obsesi'nya yang ternyata anak sahabat ayahnya. Mereka pun terlibat perjodohan. Kyla pun mohon pamit pada Bintang, menyatakan dia akan segera menikah. Bintang yang tidak siap untuk kehilangan sahabat tersayangnya itu menangis. Tetapi mereka sadar, persahabatan mereka akan abadi. Mereka akan terus menyayangi sebagai sahabat sejati. Dan Kyla, tidak akan pernah menyesali mencintai seorang Bintang.

We O We. Awesome. Sumpah aku speechless se-speechless speechlessnya pas baca novel ini. Aku ingin seperti Kyla. Dia hebat, aku salut padanya. Dia bisa mengorbankan perasaannya sendiri demi kebahagiaan Bintang. Dan kamu tau, aku memikirkan sebuah keputusan besar. Aku jadi ingin melakukan hal yang sama yang dilakukan oleh Kyla kepada sahabatnya, kepada sahabatku.

Aku sayang sekali sama dia, sahabatku. Well, aku nggak tau bagaimana perasaannya padaku. Yang jelas, aku tau dia mengetahuinya. Dan karena adanya perasaan tak terduga itu, hubungan kami sedikit merenggang. Dekat, tapi tidak seperti dulu. Canggung. Weird. Jujur saja aku merindukan kehadirannya yang dulu. Yang selalu ada ketika aku membutuhkannya. Yang selalu berlari padaku ketika dia sedang ada masalah. Yang bisa membuatku tertawa lepas ketika aku sedang sedih. Dia bisa menghiburku dengan caranya sendiri. He's my moodbooster, you know? Aku merindukan masa-masa bersamanya. Bercanda, tertawa, bermain, makan bersama, jalan-jalan, semuanya. Aku rela menukar momen-momen indah itu dengan apapun! Bahkan dengan perasaanku sendiri.

Ya, aku akan seperti Kyla. Aku akan merelakannya, rela melihatnya bersama gadis impiannya. Rela memiliki orang yang sangat disayanginya, bukan aku. Dia berhak mendapatkan kebahagiaannya. Dan aku, akan kembali menjadi sahabatnya, menempati posisi "sahabat yang paling aku sayangi" di hatinya. Susah? Iya mungkin. Tapi kita nggak akan tau kalo kita nggak pernah mencobanya kan? Sakit? Pasti, wajarlah, tapi aku akan menikmatinya. Yang terpenting bagiku, dia bahagia, itu sudah cukup. Aku senang melihatnya tersenyum, tertawa lepas. Ada kebahagiaan tersendiri untukku. Aku hanya tidak ingin melihatnya sakit, sedih dan jauh. Hanya itu.

Aku akan tetap menyayanginya sepanjang hidupku. Rasa sayang ini abadi. Untuk selamanya. Nggak akan pernah habis. Aku menyayanginya sebagai sahabat, sebagai kakak bahkan sebagai seorang cowok. Tapi aku tidak akan menuntutnya untuk membalas rasa sayangku sebagai seorang cewek. Dia menyayangiku sebagai sahabat atau adik pun, aku senang. Setidaknya, aku masih 'dianggap'.

Tuhan, semoga keputusanku ini benar. Mudahkanlah jalanku ini agar semua bisa berjalan dengan baik. Berikanlah dia seseorang yang menyayanginya dan menjaganya. Aku akan selalu bahagia untuknya. Amin

WISH ME LUCK, GUYS! ;)

Wednesday, April 20, 2011

sebuah cerita

kawan, mari kubisikkan sebuah cerita cinta
tentang dua orang sahabat yang saling mencintai namun tidak mungkin bisa bersatu
walau perasaan itu nyata dan tak bisa dipungkiri lagi
takdir mereka berkata lain
sepasang air mata yang terus menangis, sebuah bibir yang selalu berdusta
yang satu menyakiti, dan yang lain tersakiti
hanya untuk berusaha memperbaiki keadaan yang sudah berantakan
kedekatan yang membeku dan beralih menjadi kecanggungan
bahkan topeng yang mereka pakai pun tak mampu menyembunyikan perasaan mereka
haruskah mereka terus begini? sampai kapan?
tidak bisakah waktu mempersatukan mereka dan menentukan takdir mereka sendiri?
lalu, bagaimana jika kamu adalah salah satu dari mereka?