Saturday, February 9, 2013

Kamu.. Manusia Kesayanganku (part 2)

Mataku tertuju pada sesosok wanita yang sedang tertidur lelap dalam pelukanku. Wajahnya cantik, sama seperti saat pertama kali aku bertemu dengannya. Aku tak pernah bosan memandangi manusia yang satu ini, sejak 5 tahun terakhir. Ada aura yang terpancar dalam dirinya yang selalu membuatku tertarik. Tidak bertemu dengannya sehari saja, rasanya seperti berabad - abad tidak bertemu. Ada rindu yang membuncah, bahkan membuat dada sesak jika hasrat untuk bertemu tidak segera terlaksana.

Ingatanku melayang, kembali ke masa 5 tahun silam. Aku langsung jatuh hati padanya. Sejak dia menerima cintaku, hidupku berubah. Bersamanya, hidup menjadi lebih mudah untuk dijalani. Dia selalu meyakinkan aku bahwa dia akan terus bersamaku, sampai aku sukses nanti. Setiap kali aku capek, dia selalu menyemangatiku untuk tidak menyerah. Dia selalu menemaniku, dalam keadaan susah ataupun senang. Dia tidak pernah menuntutku, dia membiarkan aku menjadi diriku sendiri. Dia selalu peduli dengan kesehatanku. Dia akan sangat marah, jika waktu tidurku kurang. Dia akan menjadi sangat cerewet, jika aku menerabas hujan tanpa jas hujan. Aku tau dia benci rokok, tapi dia tidak pernah menyuruhku berhenti merokok. Dia mengerti bahwa aku perokok berat. Jika dadaku mulai sesak, dia hanya akan menyuruhku mengurangi jumlah rokok yang aku hisap. Bersamanya, aku bahagia. Dia orang yang paling mengerti aku. Jika aku sedang asyik bersama teman - temanku, dia menyuruhku untuk menghabiskan waktuku bersama teman - temanku dulu. Dia rela di nomorduakan. Jika aku tertidur, dia tidak akan membangunkanku. Aku lebih senang melihatmu tidur daripada cangkruk di warung, katanya. Dia selalu mengkhawatirkan aku. Jika dia tidak tahu sedikitpun kabar tentang aku, dia menjadi amat sangat khawatir. Aku takut kamu kenapa - kenapa, ucapnya waktu itu. Dia selalu memberikan perhatiannya padaku. Walaupun dia sakit, dia masih memikirkan keadaanku. Walaupun dia capek, dia selalu berusaha untuk bertemu denganku. Dia selalu menyembunyikan rasa lelahnya di depanku, hanya karena tidak ingin aku khawatir. Dan jantungku selalu berdetak sepuluh kali lebih cepat, jika dia jatuh sakit. Untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku memiliki rasa sayang kepada seorang wanita sebesar ini, selain ibuku. Aku tidak pernah tau mengapa aku mencintainya. Aku hanya.. mencintainya. Tanpa alasan. Dan rasa ini untuk selamanya.

Aku mencium keningnya. Tanganku mengusir rambut - rambut yang menjuntai di mukanya. Kemudian aku berbisik di telinganya "I love you, manusia kesayanganku.." Aku tau, dia pasti mendengarnya. Karena ikatan batin kami sangat kuat.



Surabaya, 2017


No comments:

Post a Comment