Monday, October 26, 2015

Sambut Pilkada, SMA 4 Gelar Coblosan Ketua OSIS

Jumat, 23 Oktober 2015


Suasana Pemilihan Ketua Osis SMA 4 Surabaya

Surabaya - Euforia Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Surabaya yang akan dilaksanakan pada Desember mendatang mulai terlihat. Baliho dan umbul-umbul yang merupakan alat peraga kampanye sudah banyak terpasang di beberapa titik-titik di kota Pahlawan. Tak jarang, ada beberapa angkutan umum yang juga turut melakukan kampanye dengan menempel stiker pasangan calon di kaca belakang kendaraannya.
SMA Negeri 4 memiliki cara sendiri untuk ikut merasakan euforia Pilkada tahun ini. OSIS SMA Negeri 4 Surabaya melakukan simulasi pemilihan umum (Pemilu) dalam pemilihan ketua OSIS yang baru. Pemilihan ketua OSIS yang berlangsung pada Jumat (23/10) kemarin diikuti oleh seluruh siswa SMA Negeri 4 Surabaya, mulai dari kelas 10 hingga kelas 12. Ada 4 bilik dari kardus yang ditempatkan di joglo sekolah sebagai tempat para siswa mencoblos calon ketua OSIS. Sama halnya dengan Pemilu pada umumnya, para siswa mendapatkan satu surat suara, kemudian bergantian memasuki bilik dan mencoblos surat suara dengan paku yang telah disediakan dalam bilik, dan memasukkannya dalam kotak suara.
Nindy Zeal Mercury, selaku sekretaris OSIS SMA Negeri 4 Surabaya, mengatakan pelaksanaan pemilihan tersebut memang diselenggarakan untuk menyambut Pilkada Surabaya, mengingat semakin dekat dengan jadwal yang sudah ditentukan. Simulasi pemilihan diadaptasi dari tata cara pemilu yang selalu diadakan di Indonesia. Meski belum pernah berpartisipasi dalam pemilu-pemilu sebelumnya, Nindy mengetahui tata cara tersebut melalui televisi dan keluarga. ”Ya lihat dari televisi mbak, biasanya kan kalau mau pemilu selalu ditayangin di televisi gimana cara nyoblosnya. Kadang juga orang tua yang jelasin,” ungkapnya.
Ketika ditanya mengenai informasi Pilkada tahun ini, gadis yang duduk di bangku kelas 12 tersebut mengaku tidak banyak mengetahuinya. Nindy hanya mengetahui siapa saja pasangan calon wali kota dan wakil wali kota, tanpa mengetahui visi dan misinya. Dia mengaku tidak mendapatkan sosialisasi dari KPU mengenai hal-hal yang berkaitan dengan Pilkada, baik tentang tata cara mencoblos dan visi misi dari para pasangan calon. “Aku malah nggak tahu kalau KPU ngadain sosialisasi. Selama ini aku tahu informasi tentang Pilkada dari televisi sama orang tua aja, kadang ya liat baliho yang dipasang di jalan-jalan. Menurutku ya dari situ aja aku dapet informasi Pilkada,” kata gadis berkerudung itu.
Muhammad Fajriansyah Danendra berpendapat lain. Cowok yang akrab disapa Fajri ini pernah mendengar bahwa KPU telah melakukan sosialisasi tentang cara melakukan pencoblosan. Hanya saja, ketika itu dia tidak berkesempatan untuk hadir dalam acara tersebut. “Iya pernah denger sih mbak, pas aku kelas 2 SMA. Tapi aku waktu itu nggak bisa ikut, lupa kenapa hehe.. kalau nggak salah temanku ada yang ikut kok. Katanya waktu itu dijelasin gimana cara nyoblosterus dibilangin kalau bisa harus ikut nyoblos jangan golput,” ungkap Fajri.
 Melewatkan sosialisasi yang pernah diadakan oleh KPU, tidak lantas membuat Fajri tidak peduli terhadap informasi Pilkada. Cowok berusia 17 tahun itu rajin membaca koran dan menonton televisi untuk memenuhi kebutuhan informasinya. Tak jarang, dia melihat baliho-baliho pasangan calon yang dipasang di pinggir jalan. “Aku juga dijelasin sama bapak sih mbak. Bapak kan wakil RT, jadi ya dikasih tahu gambarannya Pemilu itu kayak gimana,” kata Fajri. Selain itu, Fajri juga mendapatkan materi tentang praktek Pemilu atau Pilkada dari pelajaran Pkn di sekolah. “Di sekolah juga diajarin tentang praktek Pemilu atau Pilkada itu kayak gimana, mulai dari urutan-urutannya juga,” imbuhnya.
Sebagai pemilih pemula, Nindy dan Fajri memiliki tanggapan yang berbeda terhadap Pilkada 2015. Meski ini baru pertama kali berpartisipasi dalam Pemilu, Nindy merasa biasa saja. Dia belum bisa memutuskan kepada siapa dia harus memilih. “Ya kalau nggak males aku nyoblos, kalau males ya enggak mbak, hehe..” ujar Nindy sambil tertawa. Nindy mengungkapkan alasannya, bahwa dia tidak terlalu tertarik dengan politik di Indonesia. Baginya, siapapun nanti yang memimpin Surabaya pasti merupakan pilihan terbaik yang dipilih oleh masyarakat.
Sebaliknya, Fajri merasa senang bisa berpartisipasi dalam Pilkada 2015 untuk pertama kalinya. “Aku sih excited banget, soalnya aku pingin tahu gimana kepemimpinan selanjutnya, dipimpin oleh siapa,” kata Fajri. Kesempatan untuk berpartisipasi pertama kali akan digunakan Fajri dengan sebaik-baiknya. Hak suara yang dia miliki akan digunakan untuk memilih siapa yang pantas untuk memimpin Surabaya di periode mendatang. “Kalau menurut aku pribadi, aku pingin milih soalnya eman, sia-sia kalau nggak dipake, soalnya suara itu penting untuk negara, apalagi kemajuan untuk Indonesia sebagai negara berkembang,” tambahnya.


No comments:

Post a Comment